Akhir-akhir ini, gw sering liat banyak iklan tentang perayaan doraemon kayak gitu deh. Bahkan di Bandung sini, BSM sebagai salah satu mall terbesar ngadain sebuah "taman bermain" khusus dalam rangka memperingati pemutaran film doraemon yang baru (padahal pelmnya aja belum keluar). Berhubung gw udah lama kagak beli komiknya juga (terakhir beli komiknya....kapan yah? Kelas 2 SMA gituh?), gw bertanya-tanya kenapa si ni tokoh komik tetep aja digemarin? Gw aja udah bosen gituh. Tapi gw liat dari pemutaran filmnya yang terakhir aja yang nonton itu ada yang umur 20 taun-an. Kenapa sih doraemon itu digemari banget?
Kalo diliat dari sisi cerita, mungkin nggak ada istimewanya doraemon itu. Cuma khayalan tentang seorang anak pecundang (a.k.a Nobita), yang punya penolong seorang robot (alias Doraemon) yang punya alat-alat ajaib yang kalo diliat di dunia nyata, bahkan secara fisika pun agak mustahil. Alur ceritanya juga selalu sama. Si Nobita ini suka digangguin sama teman-temannya atau punya masalah di sekolah, trus minta bantuan Doraemon yang lewat alat-alat ajaibnya selalu berusaha menolong Nobita, meskipun hasil akhirnya kadangkala nggak sesuai harapan semula. Tapi, entah kenapa mungkin di situlah letang menariknya Doraemon itu. Gw juga kadangkala kalo lagi sumpek, selalu baca lagi buku Doraemon itu. Dan, meskipun entah udah berapa kali gw baca, tetep aja gw nggak bisa ngelepasin komiknya sebelum tamat. Itulah yang bikin gw bertanya-tanya.
Mungkin, karena semua orang beranjak dewasa, mereka harus ngadepin problem yang lebih rumit dari sebelumnya. Makin bertambah umur kita, makin kompleks masalah yang bakal kita hadepin. Dan saat mental kita udah melemah akibat masalah yang bertubi-tubi itu, sifat kekanak-kanakan dalam diri kita suka muncul. Kalo katakanlah gw sebagai mahasiswa punya tugas bertumpuk sedangkan deadline-nya besok (biasa, sistem tunggu sampai akhir), terkadang muncul di pikiran gw "Coba gw punya mesin waktu, gw balik lagi trus kerjain di masa lalu" atau "Coba waktu berhenti dua jam aja" atau "Coba gw bisa ngerjain tugas ini dalam dua menit" yang semua lamunan itu malah akhirnya bikin waktu ngerjain tugas gw lebih lama.
Contoh lamunan gw di atas itu-lah yang bisa ditemuin di komik Doraemon tadi. Mesin waktu, ada. Mesin pemberhenti waktu, ada. Alat buat jadi pintar, ada. Semua itu cuma impian masa kecil yang, meskipun kita tahu nggak mungkin, tapi tetap menjaga semangat kita. Semangat kita buat bekerja, semangat buat hidup, dan semangat buat mewujudkan impian tadi. Dan kita seringkali lupa sama impian tadi, yang diingatkan lagi sama komik Doraemon dan akhirnya ngembaliin semangat kita.
Trus kadang kita suka pingin lepas dari rutinitas keseharian dan pergi berpetualang atau bersantai ke suatu tempat tanpa harus meninggalkan kamar kita. Itu pun ada di komiknya. Karena Nobita, tanpa keluar orang sedikit pun, tanpa harus cape pergi jauh, tanpa harus minta izin sama ortu, bisa berpetualang ke tempat yang dia mau langsung dari kamar tidurnya. Lewat alat yang namanya 'Pintu ke mana saja' ama 'Mesin Waktu (lagi-lagi)' cukup merengek sama Doraemon pasti bisa. Sosok Nobita sendiri yang jarang digambarkan tumbuh dewasa, juga ngegambarin perasaan kita yang terkadang ingin terus jadi anak kecil, ingin terus bermain, tanpa harus kerja keras dan mikirin kehidupan yang susah ini.
Jadi, kenapa komik Doraemon tetep digemarin, entah oleh kalangan muda atau dewasa? Karena di komik itu tersimpan keinginan-keinginan kita, impian-impian kita, saat kita masih belum teracuni sama yang namanya dunia, saat pikiran kita masih polos, masih belum tau yang namanya menipu, mencuri, dan kejahatan-kejahatan lainnya yang sering melintas di pikiran kita. Dan di tengah-tengah dunia yang makin rusak ini, komik Doraemon tadi mengingatkan kita, tentang impian dan harapan masa kecil kita, tentang dunia yang damai dan subur tanpa ada kesusahan sedikit pun. Saat kita bisa main dengan gembira, dan nggak ada kebohongan yang bisa merusak itu semua.